Setelah kita memahami pengertian kleptomania (Baca: Apa Itu Kleptomania?) kini saatnya kita membahas lebih jauh mengenai apa penyebab dari kleptomania.
Kleptomania, yang lebih banyak ditemukan pada wanita ketimbang pria, bukanlah gangguan yang diturunkan (genetik). Bukan pula karena pengaruh lingkungan. Penyebab kleptomania hingga saat ini memang belum diketahui secara pasti, namun banyak ahli menyatakan bahwa secara biologis diduga berkaitan dengan kelainan zat kimia yang diproduksi oleh otak penderitanya. Sedangkan secara psikologis, kleptomaniac (seseorang dengan kleptomania) biasanya juga mengalami gangguan psikologis lain seperti depresi.
Pengaruh Serotonin dan Dopamin Sebagai Penyebab Kleptomania
Di dalam otak terdapat zat kimia neurotransmiter, diantaranya bernama serotonin dan dopamin. Serotonin membantu mengatur mood (suasana hati) dan emosi, sedang dopamin menimbulkan rasa senang. Tingkat/kadar serotonin yang rendah biasa ditemukan pada orang-orang yang memiliki perilaku impulsif (sangat reaktif; mudah terpancing; sulit menahan diri). Nah, kleptomaniac termasuk dalam golongan yang memiliki serotonin rendah ini, yang diperkirakan berperan pada timbulnya dorongan kuat untuk mencuri, tanpa bisa menahannya.
Ketika dorongan untuk mencuri tiba-tiba muncul dengan kuat, orang dengan kleptomania merasakan ketegangan yang sangat. Tentu rasanya tidak enak sekali. Nah, setelah pencurian dilakukan, timbullah perasaan senang, puas dan lega… . Mencuri dalam hal ini membantu kleptomaniac melepaskan ketegangan, serta memicu dikeluarkannya zat dopamin (zat yang menimbulkan rasa senang). Lalu, bukankah hal menyenangkan itu akan cenderung diulangi? Begitulah. Kali lain kleptomaniac tiba-tiba merasakan dorongan untuk mengambil barang bukan miliknya, tidak bisa menahannya, maka siklus ini berulang.
Penelitian di ranah psikologi menemukan bahwa kleptomaniac biasanya juga memiliki gangguan psikologis lainnya. Biasanya berkenaan dengan gangguan suasana hati (mood disorder), seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan perilaku makan, dan kecanduan (alkohol, narkoba); yang jika kita turut lagi, kembali terlihat kaitannya dengan kinerja zat serotonin dan dopamin.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa kleptomania dapat muncul setelah seseorang mengalami luka di kepala. Artinya, diduga ada perubahan kinerja otak dan zat-zat yang bekerja di dalamnya.Namun demikian, untuk mengetahui secara pasti penyebab munculnya gangguan kleptomania ini, dibutuhkan lebih banyak lagi penelitian baik dari pendekatan medis maupun psikologis.
Gangguan Kleptomania belum dapat disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa diterapi agar tidak sering muncul. Dengan kata lain, dihambat agar kecenderungan perilaku ini tidak muncul dalam jangka waktu yang lama. Misal, yang biasanya muncul dalam hitungan minggu, dihambat sehingga baru muncul setelah bulanan berlalu. Pendekatan medis dilakukan dengan bantuan obat-obatan yang berfungsi meningkatkan kadar serotonin dan menstabilkan mood. Sedang pendekatan psikologis diantaranya dengan konseling, terapi modifikasi perilaku (Behavior Modification Therapy), dan terapi CBT (Cognitive Behavioral Therapy), yang lebih ditujukan untuk menyelesaikan masalah psikologis yang mungkin berkontribusi atau ikut andil sebagai penyebab seseorang memiliki kleptomania. Seorang kleptomaniac sangat membutuhkan dukungan terutama dari sahabat dan keluarga. Bagaimana kita bisa mendukungnya, silakan baca: Bagaimana Menolong dan Mendukung Kleptomaniac?